A.
Teori
Produksi
Teori produksi
adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor
produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber
daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Dalam teori
produksi, produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu
barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat hasil produksi (output) perperiode
waktu” karena merupakan konsep aliran.
Ada 3 aspek proses
produksi antara lain :
·
Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.
·
Bentuk barang atau jasa di ciptakan.
·
Distribusi temporal dan spasial dari barang atau
jasa yang di hasilkan.
Proses produksi dapat di
definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara pola permintaan
barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi barang
atau jasa tersedia bagi pasar.
B. Perusahaan Ditinjau dari Sudut Ekonomi.
1)
Tujuan Perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan
Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit
badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang
maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur
penggunaan factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha
memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi
dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam praktik, pemaksimuman
keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan
analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan.
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan
biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari
biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari
biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil
penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya
untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh
keuntungan maksimum, masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah ”Bagaimanakah komposisi dari faktor-faktor produksi yang digunakan
dan untuk masing-masing factor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan
digunakan”.
2)
Cara
Mencapai tujuan memaksimumkan keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan
biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari
biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari
biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan di antara hasil
penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang lebih besar Dalam memperoleh
keuntungan maksimum ada aspek yang harus dipikirkan produsen yaitu :
a.
Fungsi produksi
Fungsi produksi
dapat didefinisikan dalam dua pengertian yaitu :
·
Hubungan diantara tingkat produksi yang dapat
dicapai dengan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan tingkat
produksi tersebut.
·
Suatu kurva yang menunjukkan tingkat produksi
yang dicapai dengan berbagai jumlah tenaga kerja yang digunakan.
b.
Peminimuman Biaya Produksi
Selain menentukan
komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produksi, produsen perlu
memperhatikan :
-
Besarnya pembayaran kepada faktor produksi
tambahan yang akan digunakan.
-
Besarnya pertambahan hasil penjualan yang
diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut.
c.
Jangka pendek dan Jangka panjang
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi,
teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis menjadi dua yaitu jangka waktu
panjang dan jangka waktu pendek.
Jangka panjang adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi
firma-firma yang memisalkan periode tersebut adalah cukup panjang dan
memungkinkan firma-firma menambah semua faktor produksi yang diperlukan dalam
operasinya.
Jangka pendek adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi
firma-firma yang memisalkan bahwa dalam periode tersebut hanya satu produksi
saja (tenaga kerja) yang jumlahnya dapat berubah-ubah. Di dalam masa tersebut
perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap.
Faktor produksi yang dianggap tetap biasanya adalah faktor modal seperti
mesin-mesin dan peralatannya, alat-alat produksi lainnya dan bangunan
perusahaan.
d.
Firma dan Industri
Satu hal yang penting perlu diterangkan adalah perbedaan diantara pengertian
firma (perusahaan) dan industri. Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan
adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan
pengertian industri pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah
industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang
sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu perusahaan.
C.
Fungsi
produksi
Fungsi produksi
adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat
input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di
hasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah
produksi selalu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi
menjelaskan hubungan antara factor-faktor produksi dengan hasil produksi.
Faktor produksi dikenal dengan istilah input, sedangkan hasil produksi
disebut sebagai output hubungan kedua variable (input dan output)
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut :
Q = f (K,L,N dan T)
Keterangan :
Q = Jumlah output
(hasil)
K = Kapital
(Modal)
L = Labour (Tenaga
Kerja)
R = Raw Material
(Kekayaan)
T = Teknologi
Q adalah
output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input. Input K adalah jumlah modal,
Ladalah jumlah tenaga kerja, N adalah sumber daya, dan T adalah teknologi.
Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input
tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan
jumlah input K,L dan N atau meningkatkan teknologi. Untuk memperoleh hasil yang
efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam
penerapannya, hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus.
Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah,
bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan alat-alat pertanian lainnya (tidak
termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus
ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja,
menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebgainya. Atau
cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan
barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja,
dua atau lebih input.
D.
Teori
Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi
yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu
barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai
tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor
produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di
anggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
-
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil
lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa :
“Apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat
pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin
lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”.
Hukum hasil
lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan dalam 3 tahap :
§ Tahap
pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakincepat.
§ Tahap
kedua : produksi total pertambahannya.
§ Tahap
ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.
E.
Teori
Produksi Dengan Dua Input Variabel
Jika faktor produksi yang dapat berubah
adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka
fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q = f(L, C)
Pada fungsi
produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan merubah
faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan mempunyai dua alternative
jika berkeinginan untuk menambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat
meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau
menambah tenaga kerja dan modal.
Hasil produksi
sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva yang diberi
nama isoquant curve (biasanya disebut isoquant sisi). Sedangkan
biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan produk tersebut
disebut isoqost (biaya sama).
1.
Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Isoquant
adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor produksi)
untuk menghasilkan output/produksi yang sama jumlahnya. Bentuk kurva isoquant
bermacam-macam, bisa liniar apabila kombinasi antara input tersebut akan
memberikan perubahan yang proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat
juga cembung dari titik orgin (seperti kurva indifference). Yang terpenting
adalah bahwa isoquant tidak berupa garis lurus vertical maupun horizontal,
karena lazimnya tidak mungkin untuk menghasilkan barang dalam jumlah tak hingga
atau nol dengan menggunakan jumlah faktor produksi terbatas. Oleh karena itu
dalam kurva isoquant akan terdapat batas atas, yaitu titik merupakan kombinasi
input dalam jumlah tidak ada atau 0 dan batas bawah yang merupakan kombinasi
tak hingga dari input.
Ciri-ciri
isoquant :
§
Mempunyai kemiringan negatif,
§
Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan
semakin tinggi jumlah output,
§
Isoquant tidak pernah berpotongan dengan
isoquant yang lainnya, dan
§
Isoquant cembung ke titik origin.
2.
Isoqost (Garis Ongkos Sama)
Isoqost adalah
suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam
rangka berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu. Isoqost
membatasi dan membedakan kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar isoqost
nya, maka makin besar pula hasil yang dapat diperoleh. Sebaliknya, semakin
kecil isoqost semakin kecil hasilnya.
Kurva isoqost
dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada penambahansatu unit
input akan menyebabkan penurunan pemakaian input lain. Sebaliknya bila input
lain dikurangi maka akan menyebabkan input yang ssatunya akan bertambah.
Kemudian kuva isoqost dapat berslope positif, yaitu hanya sebagai pemuasan
kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indifference sifatnya tidak efisien, karena
bila produsen menambah input yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah,
dan begitu juga sebaliknya.
F.
Produksi
Dalam Jangka Panjang
Jangka panjang
suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu tertentu, misalnya 10
tahun, 5 tahun, 15 tahun dan seterusnya. Jangka panjang suatu proses produksi
adalah jangka waktu di mana semua input atau faktor produksi yang dipergunakan
untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang
tidak ada input tetap.
ΓΌ
Garis Perluasan Produksi
Garis perluasan
produksi adalah isocline yang menunjukkan tingkat output yang akan dihasilkan
bila harga produksi tetap tidak berubah. Jadi, garis perluasan produksi
menunjukkan bagaimana proporsi faktor produksi seharusnya berubah bila output
atau besarnya biaya produksi berubah, sedangkan harga dari faktor produksi itu
tetap.
Bila seorang
produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai
tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :
1.
Berapa output yang harus diproduksikan
2.
Berapa dan dalam kombinasi bagaimana
faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Produksi
merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur dari
jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu
tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Referensi : Supawi Pawenang, Modul Ekonomi Manajerial, Uniba
Surakarta, 2020 (uniba.ac.id)
Oleh :
Jeremy Ritoni Alfajri
(201802P008)
A2 Manajemen